Home / Ekonomi / MENILIK BASIS KEKUATAN POLITIK PILGUB JAWA TIMUR

MENILIK BASIS KEKUATAN POLITIK PILGUB JAWA TIMUR

Didik Supriyanto., ST., S.Sos., M.Si

BeritaAntara.com, Malang,-Dosen kandidat doktor Didik Supriyanto memaparkan Ada empat poros kunci basis politik yang menentukan kekuatan bakal calon yang santer di dalam kontestasi Pilgub 2018. Empat poros basis yang harus diperebutkan adalah wilayah Matraman, mencakup daerah-daerah di bagian barat Jawa Timur yakni Kabupaten Ngawi, Kabupaten dan Kota Madiun, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Magetan, Kabupaten dan Kota Kediri, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten & Kota Blitar, Kabupaten Bojonegoro serta Kabupaten Lamongan.

Wilayah Tapal Kuda, mencakup daerah-daerah seberang timur Jawa Timur meliputi Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi. Selanjutnya wilayah Arek, mencakup daerah-daerah heterogen yakni Surabaya dan Malang dan terakhir wilayah Madura Pulau.

Pembagian wilayah kebudayaan tersebut ternyata masih menentukan basis pemetaan politik dan menjadi kunci bagi kekuatan masing-masing bakal calon hari ini. Ketokohan yang muncul, praktis hanya dua bakal calon yakni Gus Ipul dan Khofifah yang akan bersaing di arena kontestasi Pilgub tanpa melihat importing tokoh-tokoh lain di luar Jawa Timur.

Jika kemudian Khofifah mendeklarasikan diri untuk bertarung dengan Gus Ipul, maka tidak menutup kemungkinan basis politik di tataran grassroot akan terpecah.

Menurut Didik Supriyanto, Wakil ketua Umum ikatan alumni pasca sarjana Universitas Islam Malang , dua tokoh tersebut berasal dari kekuatan basis akar rumput yang sama yakni wilayah Tapal Kuda dan sama-sama bagian dari tubuh Nahdlatul Ulama (NU) yang hari ini mengakar di Jawa Timur. Sehinga potensi untuk kekuatan politik terpecah bisa saja terjadi.

Mengacu kepada peta politik Pilgub 2008 dan 2013 yang saat itu Khofifah juga maju sebagai calon gubernur menghadapi Sukarwo (Pak de Karwo) dan Gus Ipul, kekuatan politik pun hampir berimbang. Meski saat itu kekuatan Gus Ipul disokong oleh Sukarwo yang notabenenya mengantongi basis politik wilayah Matraman.

Jika kemudian hari ini, Khofifah dan Gus Ipul kembali vis a vis maka posisi Sukarwo menjadi kunci untuk mengarahkan basis Matraman kepada salah satu tokoh yang di gadang-gadang maju tersebut. Dalam politik, asumsi ini sangat mempengaruhi kekuatan peta politik.

Bagi setiap figur untuk bisa menang dalam Pilgub Jatim 2018, minimal dapat mengkondisikan wilayah Matraman dan Madura Pulau sebagai wilayah yang notabenenya terdiri dari banyak daerah. Hal ini pernah dilakukan oleh Sukarwo saat Pilgub Jatim 2013 lalu.Tandas pria 39 tahun ini.

Karwo berhasil mengondisikan sebagian besar wilayah Matraman dan Madura Pulau sehingga kembali terpilih menjadi Gubernur Jawa Timur. Selain itu, Sukarwo berhasil memilih pendamping yang tepat sebagai wakil gubernur yakni Gus Ipul yang saat itu pula berhasil mengkondisikan sebagian wilayah Tapal Kuda sebagai tambahan kekuatan basis mereka. Meski harus bersaing sengit dengan Khofifah.

Kemungkinan perubahan peta politik akan semakin tinggi. Selain perubahan tingkat heterogenitas masyarakat, situasi ekonomi juga menjadi dasar perubahan-perubahan terjadi. Seperti hasil survei terukur consulting pada November 2016, menunjukkan bahwa di Banyuwangi Gus Ipul lemah, namun di Bondowoso lumayan mendapatkan suara.

Ini memberikan jawaban bahwa meski dua daerah tersebut merupakan wilayah Tapal Kuda, tidak menjamin keseluruhan masyarakat menjatuhkan pilihannya berdasarkan peta geografis. Dinamisasi suara akan sangat cepat terjadi, mungkin saja berbeda hari ini dalam konteks elektabilitas.(dis)

*Di sampaikan dalam FGD Geopolitik dan Geostrategi pilkada serentak 2018 di Gedung Pasca Sarjana Unisma Malang*

About admin

Check Also

Pecatur Cilik Menjadi Sorotan apresiasi Kapolsek Kepanjen

Malang,BeritaAntara.com- Kapolsek Kepanjen AKP Muh Lutfi,S.H.,M.Si, yang sebelumnya mendapat informasi dari salah satu Panit Reskrim …

error: Content is protected !!