Judul Buku : Pendidikan pancasila untuk perguruan tinggi
Penyunting : Hayat dan H. Suratman
Penulis : M. Taufik, S.H., M.H dkk
Penerbit : Penerbit Baskara Media
Cetakan : pertama, Juli 2018
Peresensi : Ahmad Fauzi
ISBN : 978-602-50306-7-3
PERISAI BANGSA INDONESIA
Pada zaman kerajaan sriwijaya dan majapahit nilai-nilai di dalam pancasila telah diterapkan dalam kehidupan masyarakat dan kerajaan, walaupun sila-sila itu belum terumus secara konkrit menjadi pancasila. Menurut kitab sutasoma karya Mpu Tantular, pancasila berarti “berbatu sendi yang lima” atau “pelaksanaan kesusilaan yang lima”.
Istilah pancasila kemudian dikemukakan oleh Ir. Soekarnoe pada tanggal 1 Juni 1945 yang hingga hari ini ditetapkan sebagai hari lahir pancasila, hal ini terjadi karena adanya janji perdana mentri jepang tentang kemerdekaan indonesia dikemudian hari. Untuk memiliki persepsi dan sikap yang tepat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara maka mucullah inisiatif para tokoh untuk memiliki landasan dan dasar negara atas kesadaran adanya perbedaan untuk disatukan.
Pancasila telah menjadi keputusan final untuk dijadikan ideologi dasar negara dengan harapan nilai-nilai di dalamnya dapat menuntun masyarakat menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun sejak zaman orde lama pancasila melewati banyak tantangan, mulai dari ditentangnya oleh kelompok Nasionalis-Religius yang tidak bisa menerima perubahan sila pertama pancasila dan Kahar Muzakkar yang memaksa untuk menjadikan negara Indonesia sebagai negara Islam. Hari ini arus globalisasi datang memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan masyarakat mengikis secara perlahan implementasi nilai-nilai pancasila dalam kehidupan.
Buku pendidikan pancasila ini kembali mengingatkan pancasila sebagai ideologi sekaligus dasar negara Indonesia yang telah final merupakan paradigma yang sangat komprehensif bagi eksistensi indonesia menuju masyarakat madani. Dalam konteks tersebut pancasila merupakan paradigma dalam membangun politik, sosial, budaya, ekonomi, pertahanan, keamanan dan pancasila sebagai paradigma reformasi.
Bab-bab dalam buku ini juga menjelaskan tentang pancasila sebagai ideologi negara dengan tujuan yang harus tercapai dan mengembangkan pola pikir untuk lebih memajukan bangsa yang mana sesuai dengan penjelasan etika politik dalam buku ini untuk lebih mendahulukan kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi atau golongan untuk mencapai kemajuan bangsa dan negara.
Adapun bab dalam buku ini yang membeberkan hubungan pancasila dan agama yang telah dirancang oleh The founding father untuk mengakomodir segala problematika dan keberlangsungan hidup agama-agama di Indonesia baik di masa lalu, saat ini, dan masa depan. Adapun relasi tersebut dirumuskan kedalam 3 paradigma : paradigma megraistik , paradigma sombiotik, dan paradigma sekularistik dilengkapi dengan ayat-ayat saling menghormati dan toleransi antara umat agama satu dan yang lainnya.
Kemudian juga dijelaskan pancasila sebagai dasar dalam nilai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi agar apa yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai didalam pancasila malah menyertakannya sebagai faktor internal, dan juga dapat mengendalikan ilmu pengetahuan dan teknologi agar tidak keluar dari cara berfikir dan bertindak bangsa Indonesia serta harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia.
Buku ini menjadi salah satu perisai sekaligus pedang untuk terus melestarikan dan mempertahankan pancasila sebagai ideologi negara yang telah final dan kembali memperkuat wahana pendidikan karakter bangsa Indonesia di era globalisasi dengan penjelasan yang kongkrit dan bahasa yang mudah dipahami hanya saja kekurangan buku ini terletak di bagian editing, yang mana terdapat dua kali pencetakan halaman yang sama 67 dan 68 serta penulisan kata yang kurang tepat, salah satunya yang seharusnya Indonesia menjadi Indoijesia.
Buku ini direkomendasikan kepada seluruh kalangan masyarakat dengan harapan nilai-nilai pancasila dapat terus terimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan pemahaman yang tidak menyimpang dan dapat mengantarkan pola pikir masyarakat labih maju. Selamat membaca.
Ahmad Fauzi
Mahasiswa Aktif Prodi Administrassi Universitas Islam Malang