Malang,BeritaAntara.Com- Warga di Desa Pujiharjo, Kecamatan Tirtoyudo sempat terisolasi selama 10 jam karena longsor dan banjir pada Jumat malam (13/6). Dua rumah warga dilaporkan terimbas longsoran. Selain itu ada 80 rumah lainnya yang terendam banjir.
Kemarin pagi (14/6), petugas gabungan dan warga bergotong-royong membersihkan sisa material longsor dan banjir. Ada yang fokus membersihkan area jalan. Yang lainnya membersihkan sisa banjir di rumah-rumah warga.
Banjir diketahui terjadi karena ada luapan air dari Sungai Tundo. Alirannya juga membawa material lumpur dan sampah-sampah kecil ke dalam rumah warga. Semua itu dipicu hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur desa itu sejak Jumat sore (13/6) pukul 16.00. Bertahan selama satu jam, hujan mulai reda sekitar pukul 17.00.
Selang beberapa menit berikutnya, tepatnya pukul 17.30, luapan air mulai masuk ke rumah-rumah warga. “Genangannya setinggi 50 sentimeter, merendam desa sampai tiga jam,” ujar Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan.
Sekitar pukul 20.00, air sudah mulai surut. Sejumlah warga mulai membersihkan sisa-sisa banjir. Namun pada saat bersamaan, tebing di satu-satunya akses jalan keluar dan masuk Desa Pujiharjo mengalami longsor. Material tanah dan pohon dari tebing setinggi enam meter itu menimpa jalan raya.
Akibatnya, sekitar 30 kendaraan roda empat tidak bisa melintas dan terpaksa bermalam di lokasi longsoran. “Kemacetan terjadi sepanjang 100 meter, masyarakat yang terjebak tidak bisa masuk atau keluar dari desa,” lanjut Sadono. Untuk sepeda motor, Tim dari BPBD membuatkan jalan darurat agar tetap bisa melintas.
Sementara untuk kendaraan roda empat harus menunggu selama 10 jam hingga material longsor berkurang.
Kemarin sekitar pukul 08.00 jalan baru bisa terbuka. Tim BPBD pun bisa masuk ke pedesaan dan segera memeriksa rumah-rumah yang terdampak banjir.
Mayoritas warga sudah rampung membersihkan material sisa banjir. Tim BPBD pun membantu membersihkan sisa-sisa lumpur dari jalan dan beberapa rumah warga yang terdampak parah.
Tanah longsor rupanya tidak terjadi sekali di sana. Selang satu jam dari longsoran pertama, tebing setinggi lima meter di belakang rumah milik warga bernama Wahyu dan Ponijan juga mengalami longsor. Akibatnya, rumah Wahyu mengalami jebol di bagian sebelah. “Untuk rumah atas nama Pak Ponijan juga terdampak di bagian belakang, temboknya jebol,” pungkas Sadono.
(Yan/Putra)