Pasuruan,BeritaAntara.com– Selasa pagi (16/11) perwakilan sejumlah warga dari empat dusun di Desa Oro-oro Ombo Kulon, Kecamatan Rembang, mendatangi TPA Wonokerto. Mereka kembali mengeluhkan bau sampah TPA yang berada di Dusun Krajan Utara, Desa Wonokerto, Kecamatan Sukorejo, itu.
Protes warga juga ditunjukkan dengan memasang banner berukuran sedang. Bertuliskan menolak TPA Wonokerto. Dari warga Dusun Selotumpang, Sedenggung, Watulunyu, dan Kedung Lembu, Desa Oro-oro Ombo Kulon, Kecamatan Rembang.
Di dalam lokasi TPA seluas 4,8 Ha itu, tampak sejumlah pegawai Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Termasuk Kepala Dinas Heru Farianto yang menemui warga.
Kedatangan warga di lokasi TPA itu juga mendapat pengamanan dari TNI dan Polri. Juga Satpol PP Kabupaten Pasuruan. “Bau tak enak dari TPA ini hingga ke desa kami. Paling terasa di kampung saya. Dusun Selotumpang. Jaraknya sekitar 400-500 meter dari TPA Wonokerto ini,” keluh Jumain, 48, salah seorang perwakilan warga dari Dusun Selotumpang.
Ia mengatakan, bau tak sedap kian parah tercium dua pekan terakhir ini. “Mau makan pun urung, mood jadi hilang. Bahkan, sampai muntah-muntah, gara-gara bau dari TPA ini,” keluhnya.
Hal senada juga disampaikan Hardi, 38, salah seorang perwakilan warga dari Dusun Sedenggung. “Bau ini tidak boleh terus-terusan terjadi. Ke depan tidak boleh ada bau lagi, tentunya harus segera ditangani,” cetusnya.
Perwakilan warga dari empat dusun itu ikut mendampingi Kades Oro-oro Ombo Kulon Hariono. Mereka berkesempatan bertemu langsung dengan Kepala DLH Kabupaten Pasuruan Heru Farianto.li Keluhkan Bau tak Sedap Dari TPA Wonokerto
Pasuruan,BeritaAntara.com – Selasa pagi (16/11) perwakilan dari sejumlah warga dari empat dusun di Desa Oro-oro Ombo Kulon, Kecamatan Rembang, mendatangi TPA Wonokerto. Mereka kembali mengeluhkan bau tak sedap yang di timbulkan dari sampah TPA yang berada di Dusun Krajan Utara, Desa Wonokerto, Kecamatan Sukorejo, itu.
Protes warga itu juga ditunjukkan dengan memasang beberapa banner dengan ukuran sedang. Yang isinya bertuliskan penonolakan keberadaan TPA Wonokerto. Dari warga Dusun Selotumpang, Sedenggung, Watulunyu, dan Kedung Lembu, Desa Oro-oro Ombo Kulon, Kecamatan Rembang.
Di dalam lokasi TPA seluas 4,8 Ha itu, tampak sejumlah pegawai Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Termasuk Kepala Dinas Heru Farianto yang menemui warga.
Kedatangan warga di lokasi TPA itu juga mendapat pengamanan dari TNI dan Polri. Juga Satpol PP Kabupaten Pasuruan.
“Bau tak enak itu berasal dari TPA ini hingga ke desa kami. Paling terasa di kampung saya. Dusun Selotumpang. Jaraknya sekitar 400-500 meter dari TPA Wonokerto ini,” keluh Jumain, 48, salah seorang perwakilan warga dari Dusun Selotumpang.
Ia mengatakan, bau tak sedap kian parah tercium dua pekan terakhir ini apalagi di saat musim hujan saat ini.
“Mau makan pun urung, mood jadi hilang. Bahkan, sampai muntah-muntah, gara-gara bau dari TPA ini,” keluhnya.
Hal senada juga disampaikan Hardi, 38, salah seorang perwakilan warga dari Dusun Sedenggung.
“Bau ini tidak boleh terus-terusan terjadi. Ke depan tidak boleh ada bau lagi, tentunya harus segera ditangani,” cetusnya.
Perwakilan warga dari empat dusun itu ikut mendampingi Kades Oro-oro Ombo Kulon Hariono. Mereka berkesempatan bertemu langsung dengan Kepala DLH Kabupaten Pasuruan Heru Farianto.
“Sehari sebelumnya, perwakilan warga dari empat dusun ini sudah bertemu kami di kantor. Menyampaikan keluhan dan sekarang survei lapangan ke lokasi untuk melihat dari dekat,” ujar Kepala DLH Kabupaten Pasuruan Heru Farianto.
Heru mengatakan, karena operasional TPA Wonokerto masih berjalan hampir dua bulan terakhir, proses yang ada belum maksimal. Keluhan bau sampah itu pun jadi atensi.
“Bau yang dikeluhkan warga ini dari air yang menggenang campur dengan sampah. Solusinya, genangan airnya ditumpuk dengan sampah, lalu ditutup tanah. Ini dilakukan hingga dua pekan ke depan,” tuturnya.
Pasca dua pekan ke depan, berikutnya akan dievaluasi kembali oleh instansinya di lapangan. “Pada saat proses evaluasi, pengiriman sampah masuk ke lokasi TPA kami stop dulu hingga beberapa hari,” janjinya. (Nadya)