Malang,BeritaAntara.com — Universitas Negeri Malang (UM) dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM) membuka secara resmi kegiatan kolaborasi lewat Student Service Learning (SSL). Opening ceremony dilakukan di Balai Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang,Jumat (31/05/2024).
Perlu diketahui, Student Service Learning (SSL) merupakan bentuk pengabdian masyarakat dari Universiti Teknologi Malaysia yang biasa mahasiswa Indonesia sebut sebagai KKN. Tahun ini UTM yang didampingi Universitas Negeri Malang mengadakan program ini di Indonesia, tepatnya di Desa Srigading, Kabupaten Malang.
Sofia Binti Rusli, salah satu mahasiswi Universiti Teknologi Malaysia dan juga sebagai pengarah program ini, menjelaskan dalam sambutannya bahwa acara ini bertujuan untuk memberikan ilmu yang berfokus pada pemasaran digital yang meliputi penggunaan media sosial dan aplikasi pemasaran digital sekaligus sebagai sarana pertukaran budaya. Dengan adanya program ini, dia berharap warga Desa Srigading dapat meningkatkan daya saing produk kopinya di pasar digital.
“Acara ini bertujuan untuk memberikan ilmu kepada warga Desa Srigading. Kami berharap acara ini dapat mendorong pertukaran budaya dan mendukung pembelajaran seumur hidup. Acara ini akan memberikan pelatihan mengenai penggunaan media sosial yang diharapkan bisa meningkatkan daya saing produk kopi di pasar digital,” ujarnya dengan logat Melayunya.
Alasan pemilihan Desa Srigading sebagai lokasi diadakannya program ini adalah karena potensi besar yang dimiliki desa ini. Menurut dia, Desa Srigading memiliki keindahan alam dan kekayaan budaya yang dapat mendukung pertukaran budaya tersebut. Selain itu, alasan utama yang mendasari program ini adalah karena Desa Srigading memiliki potensi besar di bidang pertanian terutama di hasil kopinya.
“Pemilihan di Desa Srigading sebagai lokasi acara ini didasarkan kepada keindahan alam dan kekayaan budaya di Malang
serta fungsi besar di sektor pertanian, terutama sekali di dalam sektor kopi,” ucapnya dalam sambutan.
Salah satu dosen UTM Dr Mahyuddin Bin Arsat juga menambahkan di dalam sambutannya tentang hubungan baik antara UTM dan UM. Dr Mahyuddin menyebutkan, relasi UTM dan UM ini bukanlah hal yang baru karena dua universitas ini sudah sering melakukan kerja sama dan sering mengunjungi negara masing-masing. Dengan hubungan baik, dia mengatakan, dua universitas akan terus melanjutkan relasi tersebut dengan adanya program ini.
“Kami sebagai penggerak untuk service learning meneruskan hubungan dua hal baik antara UTM dan UM. Di mata UTM, UM itu di hati,” ucapnya dengan tersenyum lebar.
Sementara itu, Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Dr Hary Suswanto ST MT menambahkan, program yang dibawahi LPPM ini berdasarkan dua kegiatan dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dia mengatakan, ada 3 kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu penelitian, pengabdian, dan pengajaran. Program ini sendiri mengambil 2 kegiatan dari Tri Dharma tersebut yaitu pengabdian dan pengajaran.
Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UM Dr Hary Suswanto ST MT saat memberikan sambutan di acara Opening Ceremony Student Service Learning di Balai Desa Srigading,kecamatan lawang Kabupaten Malang Jum’at 1-06-2024.
“Tri Dharma Perguruan Tinggi terdapat penelitian, pengabdian, dan pengajaran dan kami LPPM ini mengambil dua kegiatan (pengabdian dan pengajaran) dari ini,” tuturnya.
Kepala Desa Srigading Hadori juga sangat menyambut baik kedatangan dan niat baik dari program yang diadakan UTM dan UM. Mengingat salah satu agenda di program ini adalah tukar ilmu dan tukar budaya, dia berharap dengan adanya program ini dapat memberikan manfaat kepada Desa Srigading maupun kepada mahasiswa Malaysia setelah mereka kembali ke negaranya nanti.
“Mudah-mudahan Anda semua ini pulang dari Srigading ke Malaysia nanti mendapatkan banyak ilmu yang sangat bermanfaat bagi warga negara Malaysia. Kalau tidak ada kedatangan kalian, tidak menjadi merah desa kami. Alhamdulillah, ini sudah menjadi merah,” ujarnya yang membuat seisi ruangan tepuk tangan.
Dalam sesi wawancara, Kepala Pusat Sumber Daya Wilayah Dr Dwi Wulandari SE MM CFP menjelaskan bahwa acara ini sudah berjalan dari 30 Mei dan akan berakhir pada 4 Juni besok. Selama kegiatan, dia mengatakan, mahasiswa tidak hanya akan melakukan tugas program tetapi juga akan ada aktivitas rekreasi ke Bromo.
“Pelaksanaannya dari 30 Mei-4 Juni karena nanti ada tournya juga kayak ke Bromo, buat jalan-jalannya,” jelasnya.
Mahasiswa UTM dan mahasiswa UM mengikuti kegiatan Opening Ceremony SSL.
Sama seperti yang disebutkan Dr Mahyuddin di sambutannya, Dr Dwi menjelaskan bahwa kerja sama dengan UTM ini ada terus ada setiap tahun. Dalam setahun, bisa jadi ada dua kegiatan di mana mahasiswa Indonesia ke Malaysia dan sebaliknya, juga bisa jadi ada lebih banyak tergantung peminat.
“Kerja sama antara UM dan UTM sudah berlangsung secara kontinu selama beberapa tahun terakhir. Jadi, satu tahun itu satu kali ke Malaysia dan satu kali ke Indonesia atau bisa jadi lebih kalau memang peminatnya banyak. Tapi, memang agreement-nya sudah kami miliki,” ungkapnya.
Dia juga menjelaskan sedikit tentang rincian kegiatan dari program ini bahwa besok adalah hari yang paling padat untuk kegiatan ini. Jadi, sebenarnya mahasiswa Malaysia baru datang pada 30 Mei dan melakukan penyesuaian terlebih dahulu.
Hari ini (kemarin), dia mengatakan, mereka melakukan opening ceremony dan besok (hari ini) pada tanggal 1 Juni, para mahasiswa akan mengajak warga yang punya usaha kopi untuk belajar tentang branding mulai dari pagi sampai sore. Dan 2 hari ke depannya, dia melanjutkan, mahasiswa akan melihat-lihat potensi desa dan dilanjutkan kegiatan rekreasi.
“Kalau acara yang bener-bener padet itu besok (hari ini). Jadi, kemarin datang itu penyesuaian, hari ini opening, besok acara full, terus sisanya lanjut melihat potensi desa, dan lanjut rekreasi,” ucapnya.
Dr Dwi juga menjelaskan bahwa selama berlangsungnya program ini, baik dari pihak UTM dan UM, tidak ada kendala yang berarti karena secara budaya Malaysia dan Indonesia memiliki culture yang mirip. Selain itu, dari kedua belah pihak juga selalu mengomunikasikan dan mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin akan dialami seperti perbedaan bahasa, makanan, hingga lokasi program.
“Tidak ada masalah sebenarnya karena Malaysia secara budaya mirip dengan kami. Jadi, kami juga sudah mengambil langkah-langkah pencegahan agar tidak terjadi konflik antara kedua belah pihak,” ucapnya.
Melihat Desa Srigading yang memiliki potensi kopi yang besar, mulai dari adanya Kampung Kopi, biji kopinya yang berkualitas, hingga kemampuan masyarakatnya yang dapat mengolah biji kopi dengan baik, dia berharap dengan program pelatihan branding ini Kopi Desa Srigading bisa go international.
“Ini kan diajarin branding. Nah, harapan kami nantinya Kopi Srigading ini bisa go international. Selama ini kalau kopi Malang
kan yang terkenalnya Ampelgading, daerah Malang selatan. Padahal di utara juga ada potensi cuma nggak digali,” tuturnya.
Sebelumnya, dia mengatakan, UM juga sudah pernah sukses melakukan program di Sumberdem, mulai tidak ada hingga berdirinya Kampoeng Kopi Sumberdem yang mendatangkan penghasilan dari objek wisata tersebut. Karena itu, dia juga berharap objek wisata Desa Srigading juga bisa sampai ke tahap itu di mana masyarakat dapat menghasilkan income dari objek wisatanya.
“Objek wisatanya juga sih. Kami sudah pernah bikin di Sumberdem dan mendatangkan income pariwisatanya. Nah, siapa tahu nanti Desa Srigading bisa sampai ke arah sana,” tambahnya.
Terakhir, dosen Malaysia Dr Mahyuddin mengatakan, mahasiswa UTM ini berasal dari beberapa fakultas yang menekuni bidang yang sama, yaitu bidang branding. Student Service Learning ini juga menjadi salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil oleh mahasiswa UTM.
“Mereka yang ikut program ini dari cross faculty, ada yang dari economic, engineering, technology, social juga ada, jadi mereka di sini buat teknik buat mengajarkan branding. Jadi untuk mahasiswa UTM ada mata kuliah ini, jadi mereka wajib melakukan SSL,” jelasnya dengan berlogat Melayu.
Untuk diketahui, peserta yang bergabung dalam kegiatan ini ada 35 mahasiswa UTM yang didampingi 5 mahasiswa UM dan 5 orang dari tim pengembang.
(Yan/Putra)