Oleh : Waisil Quro, Mahasiswa Universitas Islam Malang
Di era ini globalisasi yang terus berkembang dan terjadi hampir di seluruh negara di dunia, ditandai dengan kemajuan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk kemajuan di bidang teknologi. Kemajuan di bidang teknologi, terutama teknologi komunikasi dan informasi, menjadikan dunia tempat berpijak semakin tanpa batas. Peristiwa yang terjadi di suatu negara dapat dengan mudah diketahui oleh seseorang yang berada di negara lain. Informasi dengan cepat mengalir ke berbagai belahan dunia dengan bantuan teknologi internet. Penggunaan teknologi internet memudahkan orang di seluruh penjuru planet bumi untuk mengakses informasi tanpa mengenal batas waktu dan wilayah. Internet dapat berperan dalam pertukaran informasi dan ide-ide antara pemerintah dan warga negara. Dunia yang tanpa batas di era global tidak hanya menyebabkan informasi yang datang dari negara lain dapat dengan mudah masuk ke suatu negara, tetapi juga sebagai tantangan yang harus dihadapi oleh setiap negara.
Informasi yang datang silih berganti memiliki dampak terhadap kehidupan warga negara di dunia. Ideologi, gaya hidup, dan keyakinan atau kepercayaan yang berkembang di suatu negara dapat mempengaruhi kebiasaan dan pola-pola kehidupan yang sudah mapan di negara lain. Nilai-nilai dasar dalam bentuk ideologi bangsa yang telah lama dijadikan sebagai landasan bagi kehidupan warga negara perlahan mulai terkikis. Gejala mulai terkikisnya nilai-nilai dasar ini sangat kentara dari perilaku yang ditunjukkan generasi muda. Perilaku yang menjadi kecenderungan global, seperti gaya hidup yang hedonis dan konsumtif sangat mudah ditiru oleh generasi muda. Apabila perilaku imitatif berlebihan terhadap kecenderungan global dibiarkan, tidak menutup kemungkinan nilai-nilai dasar itu dapat luntur dan pudar.
Kecenderungan dan gaya hidup yang berkembang di negara maju akan diikuti oleh negara-negara yang sedang berkembang. Pola hidup konsumerisme dan hedonistik yang tumbuh subur di masyarakat Barat dengan budaya individualisme, perlahan mencemari budaya luhur bangsa-bangsa Timur yang terkenal santun dan memiliki semangat kolektivisme kuat. Persoalan kecenderungan global yang dapat mengikis nilai-nilai luhur bangsa perlu dihadapi dan diberikan jalan keluar. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan penguatan nilai-nilai luhur bangsa yang dijadikan sebagai landasan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui jalur pendidikan, khususnya pendidikan kewarganegaraan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi mengubah dunia begitu cepat. Perubahan-perubahan itu telah memunculkan berbagai permasalahan yang tidak hanya dialami oleh satu negara, tetapi juga menjadi masalah lintas negara. Kewarganegaraan berkembang menjadi kewarganegaraan global yang dapat dipahami sebagai konstruksi multidimensi yang bergantung pada saling keterkaitan antara dimensi tanggungjawab sosial, kompetensi global, dan keterlibatan warga negara secara global.
Pendidikan kewarganegaraan memiliki peran strategis dalam membangun wawasan global warga negara. Pendidikan kewarganegaraan tidak sebatas mempelajari hak dan kewajiban warga negara, melainkan lebih luas dan mendalam termasuk mempersiapkan warga negara menjadi warga global. Pendidikan kewarganegaraan membekali peserta didik di sekolah dengan pengetahuan tentang isu-isu global, budaya, lembaga dan sistem internasional dan merupakan indikasi dari pendekatan minimalis yang bisa mengambil tempat secara eksklusif di dalam kelas. Pendidikan kewarganegaraan mencerminkan pendekatan maksimal yang bertujuan untuk memastikan peserta didik siap untuk mengambil peran sebagai warga global dewasa dan bertanggung jawab.
Warga negara muda atau generasi muda memiliki peran penting dalam pergaulan internasional. Di dunia, ada banyak forum atau organisasi internasional yang didirikan oleh para pemuda. Forum atau organisasi itu dibentuk sebagai wadah untuk melakukan kegiatan kepemudaan tingkat internasional. Keterlibatan generasi muda Indonesia dalam forum-forum kepemudaan internasional harus dibekali dengan berbagai pengetahuan atau wawasan global. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu mengembangkan wawasan global warga negara muda melalui pendidikan kewarganegaraan di sekolah.
Pendidikan kewarganegaraan untuk membangun wawasan global sangat diperlukan bagi peserta didik sebagai warga negara muda. Pentingnya pendidikan global untuk membangun wawasan global warga negara di era global. Generasi muda akan menghadapi tatanan dunia baru. Kontak sehari-hari mereka mencakup individu dari beragam etnis, jenis kelamin, bahasa, ras, dan latar belakang sosial ekonomi. Mereka akan mengalami beberapa masalah yang serius seperti: kesehatan, ketidakadilan, kerusakan lingkungan, ledakan penduduk, migrasi transnasional, nasionalisme etnis, dan penurunan negarabangsa. Semua anak, tanpa memandang tempat kelahiran, memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Tetapi, anak-anak yang berhasil menyelesaikan pendidikan harus dilengkapi dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk menjadi warga negara yang kompeten, bertanggung jawab dan manusiawi.
Pendidikan kewarganegaraan harus dikembangkan agar mampu membekali warga negara muda dengan pemahaman global yang memadai. Pendidikan kewarganegaraan mampu secara efektif mendidik peserta didik menjadi warga negara yang berfungsi. Agar reformulasi berhasil, pengetahuan yang mendasari konstruksi harus bergeser dari mainstream pengetahuan akademik menuju pengetahuan akademik transformatif. Mainstream pengetahuan memperkuat pengetahuan tradisional dan ilmu-ilmu sosial mapan serta perilaku dan pengetahuan yang dilembagakan dalam budaya populer, baik di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi.
Salah satu tujuan penting dari pengetahuan transformatif adalah untuk meningkatkan kemampuan manusia sebagai warga negara global. Pendidikan kewarganegaraan transformatif mengakui dan memvalidasi identitas budaya siswa. Hal ini berakar pada pengetahuan akademis transformatif dan memungkinkan siswa memperoleh informasi, keterampilan, dan nilainilai yang diperlukan untuk melawan ketidaksetaraan dalam masyarakat, bangsa, dan dunia. Selain itu, untuk mengembangkan nilai-nilai dan perspektif kosmopolitan dan mengambil tindakan menciptakan keadilan dalam komunitas masyarakat multikultural demokratis.
Terlihat bahwa ada beberapa nilai dasar dalam pendidikan kewarganegaraan untuk membangun wawasan global warga negara muda. Nilai-nilai dasar inilah yang dijadikan sebagai pijakan dalam pengembangan pendidikan kewarganegaraan global. Nilai-nilai dasar yang dikembangkan dalam pendidikan kewarganegaraan global bertujuan untuk membentuk warga negara yang memiliki berbagai karakteristik yang diperlukan di era global. Warga negara yang hidup di era globalisasi akan menghadapi permasalahan-permasalahan yang semkain kompleks baik dalam skala lokal maupun global.
Dua nilai dasar penting yang perlu dikembangkan dalam pendidikan kewarganegaraan global, yakni keadilan sosial dan semangat berkompetisi. Keadilan sosial penting untuk dikembangkan karena tidak menutup kemungkinan di era global ketimpangan akan semakin nyata. Tidak bisa dimungkiri bahwa kemiskinan menjadi salah satu masalah besar yang dihadapi sejumlah negara di dunia. Oleh karena itu, perlu ada upaya untuk menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan yang merata untuk semua umat manusia di atas muka bumi.
Semangat untuk berkompetisi perlu dikembangkan karena di era global persaingan, terutama di bidang ekonomi, akan semakin ketat. Jika kita tidak bisa berkompetisi dengan negara lain, hanya akan menjadi objek. Warga negara global harus memiliki semangat dan kemampuan untuk berkompetisi dalam berbagai bidang. Di bidang ekonomi, globalisasi ditandai dengan pasar terbuka yang dapat dimasuki oleh siapa saja. Pasar yang semakin terbuka memudahkan setiap orang atau negara terlibat dalam persaingan ekonomi. Dalam mengembangkan semangat berkompetisi di era global, kita harus tetap bersandar pada Pancasila sebagai filosofi bangsa.
Pendidikan kewarganegaraan global yang dikembangkan di Indonesia, nilai-nilai yang dikembangkan mengacu pada nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara. Semua nilai yang ada dalam Pancasila dapat dijadikan sebagai landasan dalam pengembangan pendidikan kewarganegaraan global di Indonesia. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan dapat dijadikan sebagai pijakan dalam pergaulan internasional. Nilai-nilai Pancasila dapat dijadikan sebagai jangkar transendental bagi warga negara Indonesia, yakni nilai-nilai yang dijadikan sebagai pegangan dan dasar pijakan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, pendidikan kewarganegaraan global yang dikembangkan di Indonesia harus mengacu pada konstitusi negara atau bisa disebut sebagai nilai-nilai konstitusional. Dengan demikian jelas bahwa konstitusi kita membuka peluang untuk mengembangkan nilai-nilai hubungan antarnegara yang didalamnya memuat nilai kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan sosial.