Probolinggo
– Meski pimpinan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi sudah ditahan, namun sampai saat ini masih banyak para pengikutnya yang bertahan di padepokan tersebut. Bahkan, ada sebagian dari mereka yang menolak kalau ajaran di padepokan itu dikatakan sesat.
Hal itu sebagaimana diungkapkan salah satu pengikut setia atau loyalis Dimas Kanjeng bernama Arif. Pria berusia 56 tahun yang mengaku asal Jember itu, tak terima kalau ajaran di padepokan yang selama ini ia amalkan tersebut sesat.
“Hanya ulama bego yang bilang ajaran di sini sesat. Coba mereka investigasi ke sini minimal 3 hari. Mereka akan mengetahui ajaran sebenarnya,” katanya kepada beritajatim.com dengan keras, saat ditemui di sebuah warung yang ada di tenda perjuangan pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Senin (3/10/2016).
Arif sendiri mengaku kalau dirinya sudah bergabung di padepokan tersebut sejak 2013. Selama itu pula dirinya tidak pernah mengetahui adanya ajaran sesat sebagaimana digembor-gemborkan MUI (Majelis Ulama Indonesia) lewat media.
“Selama di sini rezeki saya lancar. Hidup saya tenang. Kalau masalah gaib, saya yakin Yang Mulia Dimas Kanjeng memang punya kelebihan dan uang miliknya itu adalah amanah,” terangnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Probolinggo, mensinyalir bahwa di Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi mengajarkan aliran sesat. Hal itu diketahui setelah pihaknya menemukan sejumlah penyimpangan yang ada di padepokan tersebut.
Pokok penyimpangannya yaitu terletak pada bacaan lafal HUU sebanyak 41 kali. Lafal tersebut dibaca usai surat Al-Fatihah, yaitu setelah dua raka’at awal.
Selain bacaan lafal tersebut terdapat pula ajaran salat dengan menganut salat nabi-nabi terdahulu. Di antaranya yaitu seperti salat versi Nabi Sulaiman atau salatnya ratu aulia’ Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani. Serta ada juga shalawat fulus.
Sumber : beritajatim.com