Malang,beritaAntara.com– Sinergitas pentahelix bukan lagi hal asing. Konsep tersebut adalah pemaparan peta sinergitas antara UMKM dan beberapa pihak. Meliputi pemerintah, media, komunitas, dan media. Menanggapi sinergitas itu, peran i-commerce menjadi poin penting untuk UMKM dalam percaturan ekonomi di Indonesia.
Menanggapi hal itu, STIMATA Malang membangun sebuah prototipe i-commerce, yakni sebuah sistem yang bisa membaca kebutuhan pengguna. Sehingga, bisa mendorong munculnya produk-produk dalam jendela rekomendasi.
Hal itu dibahas dalam talkshow “Sosialisasi dan Validasi” hasil riset dosen STIMATA Malang dengan tema ‘Prototipe Intelejen Marketplace (i-Marketplace) dengan Sistem Rekomendasi Rule Advoser’.
Pemaparan dimulai dengan penyampaian Pentahelix oleh Sekretaris BKPSDM Kota Malang dan Pengurus Beberapa Asosiasi Pengusaha Indonesia Dr. Ir. H. Bambang Nugroho, M.T., M.AP.
Bambang menyebut, potensi pertumbuhan UMKM di tahun 2024 mendatang ini sangat baik. Namun, dengan catatan bisa memanfaatkan pemetaan sesuai Pentahelix. Dalam sisi pemerintah, dia meminta agar UMKM tidak bergantung pada APBD.
“Banyak potensi di tahun 2024, hanya mengandalkan APBD kecil potensinya. Harus bersinergi untuk membesarkan potensi,” ujar dia.
Beberapa kendala dari UMKM lainnya adalah kesulitan mengakses permodalan. Kedua, yakni pencatatan cash flow keuangan yang kurang baik. Kemudian, adopsi UMKM terhadap teknologi masih rendah. Disusul kurangnya inkubasi dan pendampingan dari pemerintah dan pihak-pihak terkait. Sinergi yang baik berdasarkan konsep Pentahelix dipercaya mampu menumbuhkan potensi UMKM di Kota Malang.
“Saya senang potensi yang besar sekali kenapa tidak ada yang mengembangkan. Ekonomi di kota malang ini tertinggi setelah Surabaya tapi kenapa tidak berkembang? Artinya dengan UMKM ini bisa berkembang. Cuma ini banyak orang yang bagaimana bisa disinergikan,” papar dosen UNISMA ini.
Di lain sisi, hadirnya i-commerce dinilai bisa menolong menjembatani UMKM mendapatkan konsumen. Pemaparan i-commerce tersebut disampaikan oleh Ketua STMIK PPKIA Pradnya Paramita, Dr. Tubagus Mohammad Akhriza, S.Si., MMSI., Ph,D.
Tujuannya adalah, agar menghadirkan Sistem Rekomendasi Produk e-Commerce dengan fitur yang intelijen, bukan sekedar kesamaan kategori.
“Tersedia sistem rekomendasi intelijen dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau bagi unit usaha mikro dan kecil,” beber dia.
Penelitian tersebut bertujuan untuk menjadi bisnis rintisan di bidang sistem dan teknologi informasi. Dia menyebut, prototipe ini sudah dikembangkan melalui Hibah Penelitian Terapan 2021-2022. i-commerce ini disebutnya sebagai Sistem Rekomendasi atau SR.
“Bagaimana dengan i-commerce milik Unit usaha mikro atau kecil di Indonesia? Nah SR belum dianggap fitur penting. SR sendiri adalah fitur yang sulit pengoperasiannya. SR juga masih non-intelijen, berbasis kesamaan kategori. Ada SR yang intelijen dengan biaya terjangkau dan mudah digunakan, namun masih jarang tersedia atau kurang diminati,” beber dia.
Ke depan, dia berharap agar SR i-commerce yang tengah dikembangkan oleh tim peneliti STIMATA bisa diaplikasikan dengan UMKM. Hal itu merupakan tindak lanjut dari konsep Pentahelix dimana akademisi bisa mendorong UMKM bertarung di kancah perekonomian Indonesia.
(Yan/Putra)