Malang,BeritaAntara.com- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Jatim) bersinergi untuk menurunkan berbagai permasalahan kesehatan keluarga mulai dari stunting hingga pernikahan dini pada anak selasa 23/01/2024./
“Saya mau cerita sedikit tentang program Bangga Kencana. Kita sudah melakukan perubahan, tinggal bagaimana merawat perubahan (program Bangga Kencana) ini,” kata Kris Dayanti
BKKBN sendiri memiliki empat program prioritas yang terdiri dari percepatan penurunan stunting, percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, optimalisasi kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB), dan program Bangga Kencana.
Untuk program Bangga Kencana sendiri merupakan singkatan dari Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana.
Berbagai program tersebut juga diterapkan di Jawa Timur mengingat ternyata di provinsi ini masih terdapat lima daerah dengan angka kematian ibu yang tinggi, angka kematian balita yang tinggi, angka stunting tinggi serta termasuk angka perkawinan dini pada anak yang tinggi.
Kris Dayanti menjelaskan untuk stunting di Jawa Timur sudah mengalami penurunan dari tahun ke tahun yaitu dari 25,64 persen pada 2020 menjadi 23,5 persen pada 2021 dan kembali turun ke 19,2 persen pada 2022 sedangkan tahun ini ditargetkan di level 16 persen dan 14 persen pada 2024.
“Kalau Jatim bagus maka dari bagian Indonesia sudah berhasil karena Jatim adalah penyumbang terbesar. Kita ada 38 kabupaten/kota dan penduduk 41 juta jiwa dengan 51 persennya adalah wanita,”jelas KD sapaan akrabnya.
Bahkan Kris Dayanti mengatakan banyak anak di Jawa Timur yang baru tunangan namun sudah tinggal bersama maupun melakukan berbagai kegiatan sehari-hari dengan pasangan yang terlalu sering sehingga terjadi kehamilan di luar nikah.
Menurutnya, banyaknya anak yang melakukan pernikahan di usia dini dengan kehamilan di luar nikah menjadi penyebab tingginya angka kematian ibu dan anak di Jawa Timur.
“Salah satu faktor angka kematian ibu itu adalah karena kehamilan yang belum cukup sehingga panggul belum cukup dan pendarahan terjadi,” terang KD
Sementara itu, salah satu upaya yang dilakukan untuk menekan angka kematian ibu dan anak akibat pernikahan dini adalah menyarankan agar menunda kehamilan apabila usia perempuan masih di bawah umur.
“Dispensasi bagi yang menikah dini, namun tidak hamil di luar nikah adalah kita sarankan untuk menunda kehamilannya sampai dengan batas usia tertentu menggunakan KB,” Pungkas KD
Hadir dalam sosialisasi, Anggota Komisi IX DPR RI, Kris Dayanti,bpak Singgei widanarto SE,MSI selaku irwil 1 Bkkbn RI,
ibu nyigit wudi Amini S,Sos,.MSc,& bpk Yuni Dwi Tjadikyanto,SE perwakilan bkkbn provinsi jawa timur serta bpk Daniel Mukti dan ibu Nova rahmadani (pkb )kota malang selaku perwakilan dari bkkbn kota Malang,
Serta para tamu undangan warga sekitar yang ikut antusias mengikuti sosialisasi tersebut,acara sosialisasi Berjalan lancar dan sukses dengan diakhiri pengundian hadiah doorpres dari BKKBN.
(Yan/Putra)