BeritaAntara.com,Malang,-Dalam percaturan nasional, santri kerap dipandang sebelah mata. Mereka dipandang sebagai kaum kolot. Amat tertinggal akan ilmu pengetahuan. Santri identik dengan tradisional. Hanya sibuk mengurusi urusan agama saja.
Dian santoso, pengurus gerakan muslim Indonesia raya (GEMIRA) menjelaskan Menghadapi tantangan zaman yang kian mengglobal. Di semua lini kehidupan, mulai dari ekonomi, politik, sosial dan budaya. Santri harus mampu menjadi subyek dalam berbagai bidang kehidupan. Mengamalkan ilmu yang ia peroleh dari pesantren. Tidak harus menjadi kiai. Melainkan biasa pejabat, birokrat, insinyur, direktur, pengusaha, dokter, seniman hingga tenaga pendidik bahkan pedagang dan petani serta lainnya.
“saatnya para santri bangkit. Menjadi agent of change (agen perubahan) peradaban bangsa”. tandas politisi muda caleg nomer urut 6 dapil sukun partai gerindra.
Santri juga harus bisa menjaga Ideologi pancasila. Sebab mampu mempersatukan kemajemukan penduduk Indonesia.
ulama ulama dulu sudah ada konsensus bersama akan ideologi pancasila. “Hal ini berarti ada integrasi antara agama dan budaya”. Pungkas Dian santoso. (DS)