Kondisi di Kota Gaza, Palestina, semakin memprihatinkan. Pintu-pintu perbatasan masih tertutup rapat, membuat bantuan kemanusiaan dan pasokan pangan sulit untuk masuk. Penderitaan saudara-saudara kita di sana terasa semakin menyayat hati, terlebih saat ini telah memasuki bulan Dzulhijjah, bulan yang penuh berkah, di mana umat Muslim di seluruh dunia bersiap menyambut ibadah Haji dan Hari Raya Idul Adha.
Di saat kita mungkin masih bisa merayakan hari-hari ini dengan suka cita, lain halnya dengan saudara kita di Gaza yang terus berjuang untuk bertahan hidup di tengah keterbatasan. Kesedihan semakin terasa ketika kami mendengar kabar dari orang tua Syech Almoatasembellah J. R. Shnewra, seorang da’i asal Gaza yang kini menetap di Indonesia.
Beliau menyampaikan bahwa jangankan membeli hewan qurban yang kini sangat sulit disuplai akibat blokade, untuk membeli tepung saja mereka kesulitan karena harganya yang melambung tinggi.
“Bagaimana bisa makan roti kalau harga tepung setinggi ini? Kami terpaksa merendam makaroni hingga lembek, lalu mengolahnya seperti adonan roti,” ujar orang tua Syech melalui sambungan telepon.
Saat ini, harga satu kilogram tepung di Gaza mencapai 60 hingga 70 shekel (mata uang Israel), atau sekitar Rp300.000. Kondisi ini menunjukkan betapa parah krisis kemanusiaan yang mereka hadapi.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap saudara-saudara kita di Gaza, Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) berinisiatif untuk menyalurkan bantuan berupa tepung sebagai bahan pokok utama kebutuhan pangan. Program ini diharapkan dapat meringankan beban mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, terutama di masa menjelang Hari Raya Idul Adha. Kami mengajak masyarakat Indonesia untuk turut serta mendukung program kemanusiaan ini, agar senyum dan harapan bisa kembali hadir di wajah saudara-saudara kita di Gaza.
Ya… Saya Mau SedekahSumber : https://sedekahkemanusiaan.org/palestina-memanggil