Home / Fokus / Keluarga korban dugaan Pembantaian yang mengakibatkan kematian di malang kecewa 

Keluarga korban dugaan Pembantaian yang mengakibatkan kematian di malang kecewa 

Malang,BeritaAntara.com- Yesus Rejauw (24), putra bungsu dari Marthen Rejauw, diduga menjadi korban pembantaian oleh kelompok pemuda di Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

Yesus Rejauw, yang akrab disapa Jojo, menjadi korban pembantaian di rumah terduga pelaku, Yudi (YD), bersama sembilan rekannya pada Jumat, 23 Agustus pukul 08.00 WIB.

 

Marthen Rejauw, ayah korban, menyatakan keberatan dengan proses hukum yang berlangsung saat ditemui media pada Kamis (14/11/2024), di sela-sela persidangan di Pengadilan Negeri Kepanjen. Ia mempertanyakan mengapa hanya satu pelaku yang disidang, sedangkan sembilan lainnya tidak tersentuh hukum.

 

“Kronologinya, pada Jumat (23/08/2024) pukul 16.30, YD meminta putra saya datang ke rumahnya. Pukul 17.00 WIB, anak saya tiba di rumah YD bersama seorang teman satu dusunnya. Entah apa motifnya, sekitar pukul 20.00 WIB terjadilah aksi pembantaian tersebut di rumah YD dan komplotannya yang tidak jauh dari Kantor Desa Srigading,” ujar Marthen.

Marthen mengungkapkan, berdasarkan informasi, para pelaku menggunakan balok yang sudah disiapkan di rumah YD.

 

“Setelah pembantaian ini, korban sempat berusaha melarikan diri dan lari dari rumah YD. Namun, saat tiba di depan gang di jalan raya, aksi tersebut berlanjut hingga korban tidak sadarkan diri,” lanjutnya.

Menurut Marthen, korban kemudian dilarikan ke IGD di desa tetangga, namun kondisinya sudah sangat kritis. Pihak IGD menyarankan agar korban diantarkan kembali ke rumahnya di perbukitan Kecamatan Lawang.

 

“Dua orang yang mengantar anak saya bertemu dengan kakaknya Yesus di perjalanan saat melintasi hutan. Kami menduga, jika tidak berpapasan dengan kakaknya, jenazah anak saya mungkin akan dibuang di hutan karena kedua orang itu menunjukkan gelagat mencurigakan. Akhirnya, kakak korban mengantar korban pulang,” jelas Marthen kepada awak media.

 

Setelah kejadian ini, Marthen bersama kakak korban melaporkan kasus tersebut ke Polsek Lawang pada Sabtu (24/08/2024) pukul 00.00 WIB. Polisi langsung mendatangi rumah korban dan membawa korban ke RSUD Lawang untuk autopsi pukul 01.00 WIB.

 

“Di RSUD Lawang, jenazah anak saya diperiksa, termasuk kepala yang pecah dan retak akibat aksi pembantaian ini. Kami diperbolehkan membawa kembali jenazah pada Minggu (25/08/2024) pukul 04.00 WIB, dan sekitar pukul 09.00 WIB jenazah anak saya dimakamkan,” tutur mantan petinju Sawunggaling Boxing Camp ini.

 

Pasca pemakaman, Kepala Desa Srigading, Hadori, S.E., mengunjungi keluarga korban dan menyerahkan amplop berisi uang, dengan permintaan agar kasus ini tidak diperpanjang karena pelaku adalah keponakannya.

“Setelah pemakaman, istri saya dan kakak korban didatangi oleh Kades Hadori yang meminta agar kasus ini tidak diteruskan. Apakah pantas nyawa anak saya dibeli?,” tegas Marthen.

 

Sementara itu, proses hukum yang berlangsung dinilai cacat oleh keluarga korban, sebab hanya satu pelaku yang dilimpahkan Polsek Lawang kepada Polres Malang di Kepanjen, sementara yang lain belum ditindak.

 

Ketua DPC GRIB JAYA Kabupaten Malang, Damanhury Jab, menyampaikan rasa kecewa atas kinerja Polres Malang dan Kejaksaan Negeri Kepanjen dalam penanganan perkara ini.

“Kami meminta agar kasus ini dihentikan sementara. Pihak kepolisian harus kembali melakukan penyelidikan agar kasus ini benar-benar jelas,” pungkasnya pada Kamis (14/11/2024).

 

GRIB JAYA Kabupaten Malang juga berencana menggelar aksi unjuk rasa untuk menuntut keadilan bagi keluarga Marthen Rejauw.

(Yan/Putra)

wakaf quran

About Redaktur admin

Check Also

Polres Batu melibatkan sinergi lintas sektor bersama TNI guna Memperkuat stabilitas keamanan

Batu,Berita antara.Com – Guna memastikan stabilitas keamanan dan kenyamanan masyarakat, jajaran Polres Batu menggelar Patroli …

error: Content is protected !!